dear reader hondabriomu.. kali ini saya mau share konsumsi BBM mobil honda brio Satya E CVT untuk perjalanan Bandung Garut PP. Trip ini dilakukan dalam dua hari dan terbagi dalam beberapa etape, sebagai berikut :
1. Bandung - Garut (Cipanas)
perjalanan saya hitung dari pintu tol baros, traffic memang sedikit padat karena jam pulang plus akhir pekan (jumat sore). sepanjang jalan tol menuju arah cileunyi, hampir di setiap interchage terjadi penurunan kecepatan. Honda brio sebisa mungkin saya pacu di kecepatan konstan pada 80 km/jam sesuai rambu kecepatan maksimal. sesekali naik ke 90 hanya sekedar untuk overtake. Penumpang hanya terdiri dari dua orang, driver dan satu infant dengan carseat di row ke-2. ini alasan ga ngebut juga sih karena bawa anak di belakang tanpa pendamping. fuel consumption (FC) berada di 24.3 km/L dengan total tripmeter 31.6 km.
perjalanan saya hitung dari pintu tol baros, traffic memang sedikit padat karena jam pulang plus akhir pekan (jumat sore). sepanjang jalan tol menuju arah cileunyi, hampir di setiap interchage terjadi penurunan kecepatan. Honda brio sebisa mungkin saya pacu di kecepatan konstan pada 80 km/jam sesuai rambu kecepatan maksimal. sesekali naik ke 90 hanya sekedar untuk overtake. Penumpang hanya terdiri dari dua orang, driver dan satu infant dengan carseat di row ke-2. ini alasan ga ngebut juga sih karena bawa anak di belakang tanpa pendamping. fuel consumption (FC) berada di 24.3 km/L dengan total tripmeter 31.6 km.
Selepas cileunyi, saya melalui jalan arteri ke arah simpang nagreg. kondisi traffic cukup lancar, hanya sesekali tersendat karena adanya truk atau melewati U turn. kecepatan rata rata berada di 50km/jam. jalan berubah one way setelah melewati pintu rel kereta nagreg. kecepatan mobil bertambah diatas 60km/jam. turunan mulai curam, posisi transmisi pindah dari D ke S agar beban rem tidak terlalu berat. lagi lagi kecepatan saya tahan tidak lebih dari 40 km/jam karena penumpang di carseat berteriak pusing saat melewati tikungan. yes, brio pun di overtake banyak bis dan truk sepanjang turunan.
hanya berdua di etape pertama |
Kepadatan di jalan sedikit berkurang saat melewati simpang nagreg, dimana arus lalu lintas jalur utama pindah ke arah tasik. hanya terlihat beberapa mobil kecil dan truk engkel melewati jalur ini bersama si brio. Kendaraan roda dua terlihat hilir mudik dari persimpangan yang dilalui sehingga membatasi kecepatan di jalur ini. kecepatan rata rata hanya berkisar 40km/jam.
Singkat cerita, sampailah si brio ini di tujuan. Salah satu hotel di area wisata Cipanas, Garut. Durasi perjalanan sekitar 2 jam dihitung dari waktu berangkat dan tiba di tujuan. saya cek FC ada di 22,6 km/liter, dengan total tripmeter 75km. dengan catatan kondisi setting suhu dan blower AC berada di level dua sepanjang perjalanan.
si-Brio terparkir setelah etape pertama Bandung - Garut |
2. Garut - Majayala
Etape kedua, perjalanan dilakukan pada siang hari sekitar pukul 10. Tidak seperti trip pertama, penggunaan level pendinginan di kabin lebih tinggi karena suhu udara luar yang lebih panas. Total ada dua penumpang dewasa (dan bagasinya) plus satu infant. rute pulang ini cenderung santai karena driver belum pernah melewati rute ini.
Etape kedua, perjalanan dilakukan pada siang hari sekitar pukul 10. Tidak seperti trip pertama, penggunaan level pendinginan di kabin lebih tinggi karena suhu udara luar yang lebih panas. Total ada dua penumpang dewasa (dan bagasinya) plus satu infant. rute pulang ini cenderung santai karena driver belum pernah melewati rute ini.
Perjalanan dimulai dari area cipanas yang kemudian sedikit menurun ke arah kota. selepas persimpangan, jalan kembali menanjak konstan karena memang rute yang akan dilalui adalah membelah punggung komplek gunung guntur (kawah kamojang). jalan sempit ke arah kamojang yang hanya pas dilalui dua kendaraan kecil berpapasan, ditambah tanjakan dan jalan berkelok mengharuskan mobil harus bisa menjaga momentum saat menanjak.
Posisi tuas transmisi banyak berada di D, namun pada beberapa kesempatan tuas digeser ke S untuk mendapat tenaga lebih, terutama saat ingin melakukan overtake kendaraan yang berjalan lebih lambat. Sebetulnya, untuk performa mesin sendiri driver ga harus bejek bejek gas karena saat di mode D saja transmisi terasa mampu mengatur tenaga sendiri. putaran mesin berada di 2500rpm-an saat menanjak. brio pun mampu berjalan konstan pada kecepatan 30-40 km/jam.
Tujuan kami melewati jalur ini yaitu untuk mengunjungi kamojang ecopark di ketinggian 1500 mdpl sembari pulang ke arah bandung. jelas bukan rute tercepat menuju arah pulang sepanjang perjalanan, kondisi aspal memang tidak terlalu baik, ada beberapa titik dimana kontur jalan berlubang. tapi masih sangat ok untuk dilalui citycar semacam brio. yes, tiba di tujuan wisata kami, FC yang tertampil di dashboard mobil menunjukkan 17.4 km/liter.
Konsumsi bbm real jalur tanjakan ini harusnya lebih boros dari data tersebut, karena angka tersebut adalah hasil rata2 bersama trip hari sebelumnya karena tripmeter tidak direset. Sengaja dilakukan karena ingin tahu hasil akhir dari keseluruhan etape perjalanan pulang pergi.
perjalanan sekitar satu jam kami tempuh menuju kawasan wisata kamojang ecopark ini, padahal jarak tempuh tak lebih dari 30km.
hanya sekedar melihat lihat, kamipun lanjut untuk beristirahat makan siang di salah satu rumah makan di kawasan kamojang. mobil berhenti hampir dua jam dalam keadaan terparkir di pinggir jalan, sembari kami makan.
hanya sekedar melihat lihat, kamipun lanjut untuk beristirahat makan siang di salah satu rumah makan di kawasan kamojang. mobil berhenti hampir dua jam dalam keadaan terparkir di pinggir jalan, sembari kami makan.
suhu kabin terasa sangat panas setelah hampir dua jam mobil terparkir saat kita makan. AC pun kembali dinyalakan cukup besar, wuzzz... suara blower AC yang disetel pada level 4 terdengar nyaring sepanjang jalan. Kontur jalan memang cenderung landai di sekitar kawasan pembangkit listrik kamojang ini. tak lama perjalanan kembali dilanjutkan melalui hutan, sebuah persimpangan jalan dengan papan penunjuk jalan mengarahkan kami ke jalanan beton yang jauh lebih lebar. Jalan ini kami lalui sepanjang kurang lebih 3 km. ujung jalan ini ditandai dengan tikungan tajam dan kemudian melewati jembatan rangka besi berwarna kuning yang bernama kamojang hill brigde. terlihat banyak kendaraan pribadi terparkir di sekitar jembatan untuk berswafoto disini. cukup iconic sepertinya lokasi ini setelah saya cek di google.
kondisi jalan yang kami lalui menjelang jembatan kuning tersebut dapat dilihat pada video dibawah... ( kutip dari channel kang saepul)
Ternyata jalanan menurun masih panjang selepas jembatan kuning tadi. lebar jalan yang hanya pas dua mobil dan padat pemukiman, serta beberapa tikungan tajam dan jembatan sempit harus kami lewati. FC berangsur naik sepanjang perjalanan hingga menyentul 18,0 km/liter setibanya di daerah majalaya.
3. Majalaya - Cimahi
Ada sedikit keperluan sehingga kami harus menuju kota Cimahi sebelum pulang. Menurut panduan google maps saat itu, sistem memandu kami melewati daerah ciwastra dan masuk tol melalui pintu tol buah batu. aneh sekali memang, tapi memang terpantau traffic sangat padat di sekitaran cileunyi saat itu.
Ada sedikit keperluan sehingga kami harus menuju kota Cimahi sebelum pulang. Menurut panduan google maps saat itu, sistem memandu kami melewati daerah ciwastra dan masuk tol melalui pintu tol buah batu. aneh sekali memang, tapi memang terpantau traffic sangat padat di sekitaran cileunyi saat itu.
Sepanjang majalaya hingga gedebage mobil hanya dipacu sekitar 30km/jam. karena banyaknya roda dua melaju bersamaan. mulai memasuki area bandung kota (nyebrang tol di daerah tegal luar) jalanan mulai padat. nyamannya pakai matic mulai saya nikmati disini, mobil lebih banyak merayap apalagi saat memasuki jalan ciwastra yang. mobil lebih banyak stop and go karena banyaknya kendaraan dan persimpangan jalan.
Memasuki buah batu jalanan kembali lancar hingga masuk tol. perlahan FC kembali naik sepanjang jalan tol hingga exit baros. sempat terjebak macet menjelang stasiun Cimahi dan pasar antri, kembali tanjakan kami lahap hingga daerah Cimahi utara.
Penutup
Penutup
Setelah urusan selesai, si brio saya ajak putar balik untuk kembali ke garasi. huft total trip selama dua hari ini yaitu 164.2 km dengan hasil akhir FC di 17.9km/liter. jadi setelah saya hitung total konsumsi BBM based on data diatas dibutuhkan sekitar 9.17 Liter pertamax atau sebanding dengan biaya BBM Rp. 90.000,-
hasil akhir konsumsi bbm honda brio |
sekian brio trip report kali ini, semoga menjadi info yang bermanfaat untuk pembaca sekalian. terima kasih sudah berkunjung di Blog Brio-mu. jangan lupa bookmark blog ini untuk baca update artikel tentang honda brio. see ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar